permata.or.id – Beberapa hari kemarin, aku tidak merasakan suasana yang hangat ini, makanan yang banyak, serta banyaknya orang yang peduli kepadaku. Malam itu, sangatlah dingin, angin malam yang menusuk sekujur badanku sangatlah menyiksa, meski aku mempunyai bulu yang sangat tebal. Susahnya mencari makanan, meski hanya mengharap makanan sisa, mereka enggan memberi, aku terus menangis sepanjang jalan, tidak ada yang mendengarkan tangisanku, aku yakin itu adalah tangisan terbaik yang pernah aku lakukan. Aku mulai membeci hidup, aku membeci hidupku sebagai kucing, sampai akhirnya dua orang manusia yang menaiki sepeda motor turun lalu mereka menghampiriku, lalu membawaku. Entah kemana mereka akan membawaku, aku sudah pasrah saat itu
Ternyata mereka berhenti disalah satu warung makan, ternyata mereka mempunyai hal-hal seperti ini, suatu ruangan yang menyediakan makanan, serta penjaga sekaligus koki di ruangan tersebut, ada uang lalu ada makanan, kira-kira begitu cara manusia mendapat makanan, tidak seperti bangsa kami (kucing) kami mengharap makanan sisa, atau kami menyerbu dapur mereka.
“Vin, itu kucingnya mau dipelihara ?” ucap salah satu manusia itu
“Iya, aku akan pelihara kucing itu, nabi kita juga sangat mencintai kucing” jawabnya
Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, andai mereka bisa mengerti bahasa yang aku ucapkan, serta aku mengerti apa yang mereka ucapkan, mungkin dapur mereka tidak akan lagi bangsa kami serang, dan mungkin lagi, ada Hak Asasi Kucing di dunia ini, indahnya.
Aku mondar-mandir di ruangan tersebut, karena ruangan seperti ini sangatlah asing untukku, karena bagiku dunia ini (bumi) adalah rumah kami, rumah bersama semua makhluk yang tinggal diatasnya, tidak ada kepemilikan pribadi, seperti yang dilakukan oleh bangsa manusia. Mereka melemparkan ikan sisa, sisa mereka makan, aku sungguh senang serta heran, sambil aku menyantap ikan sisa itu, aku terheran, mengapa mereka (bangsa manusia) tidak pernah menghabiskan makanan yang mereka makan, contohnya ikan ini, ada banyak yang masih bisa di makan, namun mengapa mereka membuangnya, apa mereka sengaja, agar kami (bangsa kucing) diberi tugas untuk menghabiskanya, jadi, peran aku sebagai kucing ini hanya makhluk penghabis makanan sisa? Jadi hakikat menjadi kucing itu adalah menghabiskan makanan sisa, aku tidak sepenuhnya peduli, aku habis lumat saja ikan sisa itu.
Namun tiba-tiba aku ada di sebuah ruangan yang lebih besar lagi, disini sangatlah banyak manusia, manusia-manusia yang kelihatannya adalah penjahat, namun mengapa suasana disini sangatlah hangat, tapi ada hal yang aku heran, mengapa tiba-tiba aku ada disini ? apakah karena ingatanku tidak mampu mengingatnya? Apakah kucing hanya memiliki ingatan yang pendek ? tapi siapa peduli, aku bisa tidur nyenyak disini.
“Vin, kamu beli kandang buat kucing? Niat banget.” Tanya salah satu manusia
“Hehe” jawabnya singkat
Aku tidak mengerti mereka berbicara tentang apa, apakah mereka berencana menghancurkan bangsa kami? Atau seperti apa? Lalu apa yang dibawa salah satu manusia itu, kotak yang besar, aku sungguh tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh manusia.
“Coba mana, sini masukin kucingnya”
Apa, mengapa dia menarikku, mau dibawa kemana aku ?
“Meowww, meowww”
“Aih sini ai kamu, sini dibeliin rumah sama Alvin”
Kotak besar apa ini, aku membencinya. Disini gelap, aku tidak nyaman, lebih baik aku keluar dari sini, disini mengingatkanku seperti udara malam yang sangat dingin saat itu, karena gelapnya membuatku seperti mengalami mimpi buruk yang menjadi kenyataan.
“Yeh kenapa kamu keluar cing” ucap manusia itu, sambil menarikku lagi kedalam kotak besar yang tadi
Apa-apaan manusia ini, aku benci kotak ini, entah untuk apa kau lakukan ini kepadaku, aku membencinya
“Meoww, meow”
“Haduh, yasudah biarin saja”
Aku pergi meninggalkan mereka, aku sangat penasaran ruangan apa itu, ruangan yang ada sepeda motor jelek, macam-macam tanaman yang tidak aku ketahui, banyaknya pakaian manusia yang bertebaran dimana-mana, serta ada tikus yang sangat besar, tikus itu sangatlah besar, melebihi badanku, untuk apa manusia itu hidup berdampingan dengan tikus sebesar ini? Apakah mereka ingin memakannya suatu saat nanti? Apakah jangan-jangan aku akan dilumat habis pula oleh mereka, ah sungguh mengerikan.
Salah satu kemampuan yang dimiliki oleh bangsa kami (kucing) yaitu, kami bisa tertidur dengan setengah sadar, meski mata kami terpejam, badanku seolah-olah terhanyut dengan pulasnya tidur, tapi ketika mendengar suara serangga, kami akan bangun, aku tidak bisa mengklaim seperti itu terhadap bangsa kami, apa hanya aku saja yang diberi kemampuan seperti itu, aku tidak peduli. Yang aku rasakan adalah aku sangat lapar, aku mencoba ke ruangan yang sempat kuceritakan diatas tadi, dan aku mulai mencari-cari seekor serangga untukku makan, aku berjalan-jalan diantara tumbuhan dan tumbuhan, mencoba mencari-cari serangga yang sangat aku harapkan, namun nihil. Akhirnya aku harus pasrah, mengemis di hadapan manusia itu.
“Meowwww…”
Tolonglah manusia, aku sangatlah lapar, mohon tolong aku, manusia.
“Eh si Pincil lapar”
“Loh kok, di panggil Pincil?”
“Itu berarti Alvin kecil, jadi Pincil”
“Oalah gitu, iya juga si, aku lihat dari blue-tube, jika kucing dipanggil dengan nama yang sama terus menerus, ia akan nyaut”
“Meowwwww”
Membicarakan apa manusia ini, daripada kalian membicarakan hal-hal yang tidak penting, mending tidak usah, lihatlah kucing ini lapar
“Eh, itu si Pincil lapar, makanan kucing yang dibeli kamu tadi mana?”
“Itu ada di kandang si kucing, di saku depannya”
“Oke, sini Pincil”
“Meoww”
Mau kemana sialan manusia ini, akan ku gigit dia, aku ini lapar, beri aku makanan, bukannya di ajak main.
“Pincil sini”
Eh bau apa itu, sepertinya sangatlah enak, apa manusia itu memberiku makanan yang enak? Tapi sepertinya, manusia itu memang baik
“Enak ya cil, mahal nih gila”
“Meow,meow,meow”
Oh ini sangatlah enak, rasanya seperti ikan yang di buat halus, apakah manusia mulai menciptakan makanan khusus untuk kucing demi persiapan menciptakan dunia dimana kucing dan manusia bisa hidup berdampingan? Aku tidak peduli, ini sangatlah enak. Dan mereka mengelus-ngelusku, satu hal yang aku suka dari mereka, mereka tau cara memperlakukan bangsa kami dengan benar, meski diluar sana teman-teman dari bangsa kami sangat tersiksa
“Pincil nih, tambah lagi”
“Meow”
Pincil ? apakah itu, apakah itu isyarat bangsa manusia ketika ingin memberiku makan ? ya, pasti itu! Aku rasa itu, ketika mereka menyebut Pincil, itu artinya makanan.
“Wey lihat, sekarang si Pincil nengok kalau dipanggil”
TENTANG / KIRIM ARTIKEL / DISCLAIMER / KONTAK / BLOG / RSS