Penulis : Fieri Dwiyadi Fathoni
PENDAHULUAN
Gambar 1. Opening Title Film Redup
[ https://www.youtube.com/watch?v=F7eOyNj4JYw ]
Di sebuah kamar kosan yang berantakan, terdapat seorang mahasiswa yang baru saja pulang dari kampus dan akan menjalani liburan yang panjang. Mahasiswa itu menghabiskan waktunya dengan menonton film dari sore hingga pagi hari. Ia seakan lupa dengan kewajibannya menjadi seorang muslim. Hingga pada akhirnya ia terbangun dari mimpi buruknya dikarenakan makanannya jatuh. Cerita diatas merupakan logline dari sebuah film yang berjudul Redup dengan membawakan tema “antara godaan dunia dan panggilan ilahi”. Film ini berusaha mengangkat fenomena yang muncul pada anak muda muslim saat ini yaitu lalai dalam beribadah. Ibadah yang dimaksud dalam film ini yaitu shalat 5 waktu.
Shalat menurut istilah para ulama fiqih adalah Ibadah yang meliputi serangkaian ucapan dan tindakan, dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, yang dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh syariat (Saidah and Buyamin, 2020). Shalat terdiri dari 5 waktu diantaranya subuh, dhuhur, ashar, magrib, dan isya. Kelima waktu ini dilakukan 1 hari penuh. Fungsi sholat dijelaskan didalam Q.S.Al-‘Ankabut, 29: 45 yang artinya “dan tegakkanlah shalat, Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar”. Selain itu fungsi dan tujuan shalat dalam buku (Saidah and Buyamin, 2020) dijelaskan bahwa shalat bertujuan untuk mengingat Allah serta mencegah perbuatan tercela danburuk serta shalat juga menjadi amal pertama yang akan diperhitungkan pada hari kiamat.
Anak muda muslim saat ini sering kali lupa akan waktu. Mereka disibukkan oleh aktivitas dunia seperti kuliah, nongkrong, dan menyelam di media sosial. Dengan banyak kesibukan tersebut, tak jarang kita sering menunda nunda waktu shalat dan pada akhirnya waktu shalat telah berlalu. Kebiasaan tersebut diulang setiap harinya dan mengakibatkan remaja saat ini lupa akan tuhannya. Film Redup menggambarkan kejadian tersebut.
PEMBAHASAN
Gambar 2. Tokoh Sedang Asyik Menonton Hingga Meninggalkan Sholat Ashar
[ https://www.youtube.com/watch?v=F7eOyNj4JYw ]
Film ini menceritakan tokoh Abbys yang akan menghadapi liburan setelah menempuh pendidikan yang melelahkan selama 1 semester. Film bermula ketika waktu menunjukkan pukul 3 sore hari, setelah ia pulang dari perkuliahan. Abbys bergegas pulang ke kosan dan mengganti bajunya. Setelah itu, ia terpikirkan untuk menonton film di aplikasi streaming. Adzan ashar berkumandang namun Abbys tidak menggubris panggilan sholat itu dan asyik menonton. Pada scene ini pembuat film ingin memperlihatkan kebiasaan anak muda sekarang yang gemar menunda-nunda sholat serta menggambarkan jiwa manusia dengan simbol lilin yang menyala. Penggambaran jiwa manusia dengan lilin yang menyala merupakan sebuah semiotika yang diambil referensi nya dari sebuah hadis yang berbunyi: “Siapa yang menjaga sholat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf.” (HR. Ahmad) (Idris Siregar, Alwi Khomaid Akbar, 2019).
Gambar 2. Penggambaran Lilin Sebagai Jiwa Manusia Yang Tertiup Oleh Angin Kencang
[ https://www.youtube.com/watch?v=F7eOyNj4JYw ]
Film Redup berusaha menggambarkan efek samping ketika seorang manusia lupa beribadah dalam hal ini adalah sholat. Ketika seorang manusia lupa menunaikan ibadah sholat di film ditandai dengan lilin nya goyang terkena tiupan angin. Hal ini menandakan jiwa manusia yang meninggalkan sholat itu goyah. Kemudian, dilanjutkan dengan scene ketika tokoh abbys menunda-nunda sholat magrib, dan isya yang diakibatkan keasyikan menonton film. Di setiap pergantian waktu sholat yang tertinggal di dalam scene diperlihatkan lilin yang semakin lama semakin keras angin nya sehingga hampir memadamkan lilin. Visual tersebut merupakan perumpamaan semakin banyak waktu shalat yang terlewat maka kehidupan manusia atau jiwa nya semakin terguncang dan akan mengakibatkan efek samping kehidupan nyatanya.
Gambar 2. Tokoh Tidur Kembali Setelah Bangun Mendengar Adzan Subuh
[ https://www.youtube.com/watch?v=F7eOyNj4JYw ]
Kemudian scene menampilkan tokoh yang tertidur hingga adzan subuh berkumandang. Akan tetapi alih-alih bangun dari tidurnya untuk shalat, tokoh abbys malah melanjutkan tidurnya. Scene pun diperlihatkan lilin yang tertiup mati. Lilin mati memiliki perumpamaan bahwa ketika sang tokoh meninggalkan shalat selama seharian penuh maka jiwa nya akan redup, kehidupannya seperti hampa. Ia tidak mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan di dalam kehidupannya. Walaupun diberi rezeki tapi ia akan selalu mendapatkan musibah meskipun dirinya tergolong orang yang berada. Dan yang paling mengerikan dari meninggalkan shalat yaitu tidak diberikan keselamatan pada hari akhir nanti.
Gambar 2. Makanan Yang Dibeli Jatuh
[ https://www.youtube.com/watch?v=F7eOyNj4JYw ]
Setelah lilin padam, film memperlihatkan suasana siang hari. Tokoh Abbys pun bangun dan berencana menuju tempat makan untuk mengisi perut nya yang kelaparan. Kemudian, tokoh pulang menuju kosannya. Di perjalanan menuju kosannya, tiba tiba makanan nya jatuh. Seketika tokoh pun terkejut lalu ia bangun dari tidurnya dan ternyata ia mimpi. Pembuat film ingin memberi perumpamaan terhadap makanan yang jatuh tersebut dengan simbol rezeki. Manusia yang meninggalkan sholat selalu diberi rezeki namun rezeki itu hampir tidak pernah dirasakan dengan nikmat karena sering mendapatkan musibah yang dapat menguras habis hartanya. Rasa kenikmatan terhadap rezeki sengaja dicabut oleh Allah SWT. Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa shalat merupakan metode terbaik untuk mendatangkan rezeki, menjaga kesehatan, mencegah atau menghindari bencana dan penyakit, menenangkan hati serta pikiran, membuat wajah tampak cerah dan berseri, mengusir rasa malas dan stres, menggerakkan tubuh dengan aktivitasnya, meningkatkan kekuatan, melatih kesabaran dan keikhlasan, serta memiliki banyak manfaat lainnya (Hayati, 2020).
Film yang berjudul Redup ini sengaja diangkat dikarenakan melihat fenomena meninggalkan shalat di kalangan anak muda muslim saat ini yang sangat menjamur. Tentu kebiasaan ini merupakan kebiasaan buruk yang perlu dikurangi. Maka dari itu film ini harapannya selain menjadi hiburan di sisi lain menjadi pengingat kembali akan kewajiban manusia di dunia ini yaitu beribadah kepada sang pencipta yaitu Allah SWT. Ibadah sejati nya juga selain sebagai mencari ridho Allah SWT, shalat memiliki keutamaan dalam sisi kesehatan. Dalam jurnal (Hayati, 2020) dijelaskan manfaat shalat dalam perspektif psikologi, diantaranya hati kita secara otomatis menjadi lebih tenang dan damai, yang pada akhirnya dapat menghilangkan stres. Dengan kata lain, shalat secara tidak langsung berfungsi sebagai cara untuk meredakan stres. Selama menjalankan shalat, kita juga dapat merasakan berbagai aspek psikologis, seperti aspek olahraga, relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, meditasi, autosugesti, dan katarsis. Selain menjadi terapi jiwa untuk mengatasi stres, shalat juga memberikan banyak manfaat psikologis lainnya. Misalnya, shalat mengajarkan umat Islam untuk disiplin, menghargai waktu, taat pada jadwal, bekerja keras, dan banyak lagi.
KESIMPULAN
Shalat merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim di dunia. Shalat akan menjadi cahaya baik di dunia atau pun di akhirat kelak. Cahaya yang dimaksud adalah mencerahkan dan petunjuk bagi umat muslim di kehidupannya. Allah SWT akan senantiasa menuntun kehidupan umat muslim yang taat kepada jalan yang benar dan diridhoi oleh Nya. Sehingga umat yang taat akan dilindungi setiap langkahnya dan diberikan ketenangan hati dalam setiap perjalanan kehidupannya serta dicukupi dalam setiap rezekinya. Rezeki disini bukan hanya sebatas materi akan tetapi kesehatan, ketenangan, diberikan anak-anak yang soleh, dijauhkan segala marabahaya yang mengintai dan masih banyak lagi.
Film ini berpesan agar umat muslim di dunia terutama para remaja muslim agar selalu taat dan tunduk patuh kepada sang pencipta dengan cara beribadah. Harapannya film ini menjadi refleksi bagi sesama umat muslim sehingga kita lebih taat beribadah dan tidak menunda nunda shalat, agar cahaya jiwanya tidak redup dan hilang. Jika itu hilang maka kehidupan kita tidak berkah dan kita akan mendapatkan efek samping dari menunda-nunda shalat yaitu kurangnya menikmati kehidupan dunia yang sementara ini.
DAFTAR PUSTAKA
- Hayati, A.M.U., 2020. Shalat Sebagai Sarana Pemecah Masalah Kesehatan Mental
(Psikologis). Spiritualita 4. https://doi.org/10.30762/spr.v4i2.2688 - Idris Siregar, Alwi Khomaid Akbar, M.R.R.N., 2019. MAKNA DAN KEUTAMAAN
SHOLAT DALAM HADIS. Univ. Islam Negeri Sumatera Utara 11, 1–14. - Saidah, N., Buyamin, B., 2020. Materi Utama_ panduan berislam dalam berseni.pdf, 1st ed.
Hana Publishing, Yogyakarta.